Ada kawan telepon dari suatu kota di Indonesia.
Dia bilang: " Pak, bukannya saya tidak mensyukuri atas nikmat yang Alloh berikan kepada saya, namun maaf terpaksa saya utarakan hal ini kepada bapak, karena entah kenapa saya selalu teringat wajah bapak."
Lalu saya bilang:" Emangnya ada masalah apa"
Dia bilang: " Dihadapan meja saya ini ada uang halal dari hasil usaha saya sebesar 6 M yang akan saya setorkan ke bank, tapi kok kenapa hati saya tidak bahagia melihat uang ini."
Saya bilang:" Lalu?"
Dia bilang : " Mohon saran bapak, saya harus bagaimana agar hati saya tenang, tidak gelisah, padahal semua orang kan mencari ini (sambil tangannya menunjuk ke uang di meja tsb)".
Saya bilang: " Bebaskan belenggu hati kamu untuk dapat membagi rezeki kepada yang sangat membutuhkan, dengan tidak mempertimbangkan untung ruginya seperti layaknya berdagang, dan kepada siapa saja yang menurut kamu itu memang layak untuk menerima bantuan."
Lalu dia bilang: " Baiklah pak akan saya coba laksanakan semampu saya."
Beberapa bulan kemudian dia telepon lagi: " Pak alhamdulilah, saran bapak telah saya jalankan, saya keliling beberapa mesjid dan saya sumbangkan apa saja yang memang mereka sangat membutuhkan, kadangkala kami sumbang karpet, kadangkala pasang keramik, ada lagi memperbaiki toilet, dan macam2." Lalu dia tambahkan: " Alloh memberikan perhargaannya yang lain, yaitu pada acara 17 Agustus, kami (suami+Istri) di undang ke Istana Negara secara gratis baik akomodasi dan lain-lain, dan kami dapat berfoto dengan para Duta Besar dari luar negeri dan lain-lain penghormatan yang diberikan kepada kami, sehingga kami betul2 merasa bangga bercampur haru saat itu."
Lalu saya bilang: " Alloh SWT telah mengatur perjalanan seseorang, dan Dia mencukupi apa yang merasa diperlukan hamba-Nya, serta Dia akan selalu membingbing hamba-Nya yang ikhlas dalam beramal."
Semoga dapat menjadi iktibar bagi kita semua.Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar